Semakin berkembangnya terknologi processor membuat semakin bervariasinya pilihan yang disesuaikan dengan keperluan atau kebutuhan (bukan keinginan ya…).
Istilah-istilah yang menyertainya juga semakin rumit dan bervariasi. Berikut sedikit pengetahuan saya yang mungkin dapat membantu kebingungan (atau malah membingungkan… )
Teknologi Processor Intel.
Hyper-Threading, yaitu teknologi processor yang dikenalkan oleh Intel pada tahun 2002. Pada prinsipnya dengan kemampuan yang didukung oleh Operating System menjadikan 1 inti processor yang terpasang seakan-akan ada 2 didalamnya. Pemanfaatan Multi-Thread (kepanjangan dari Thread of Execution) yaitu sekumpulan instruksi yang dapat dieksekusi secara paralel Thread lainnya. Walaupun di klaim oleh Intel dapat meningkatkan kinerja tetapi ditentang keras oleh kompetitor abadinya yaitu AMD dengan mengenalkan teknologi Anti Hyper-Threading atau Single-Thread.
Dual Core, teknologi ini memang benar-benar nyata terpasang 2 processor didalamnya. Berbagai jenis processor Dual Core dan Core Duo yang membedakan adalah pada L1 (Cache memory Level 1) dan L2 (Cache memory Level 2).
Core 2 Duo, secara nyata sama-sama memiliki 2 inti tetapi lebih banyak memilki kelebihan didalam feature yang menyertainya diantaranya Suplemental SSE3 hingga SSE4.1 untuk jenis yang terbaru. Selain itu Cache memory juga semakin berlimpah, ada yang memiliki hingga 6MB pada L2-nya.
Core 2 Quad, mengusung 4 inti processor sekaligus maka sudah barang tentu memiliki kecepatan yang lebih gegas (didukung oleh FSB hingga 1333 Mhz). Untuk cache memory pada L2 hingga 2 x 6MB atau 12MB.
Core 2 Extreme, dibandingkan jenis Core 2 Quad perbedaan paling mencolok adalah kecepatan dan FSB-nya yang hingga 1600MHz. Selain itu dalam sistem pemindahan data pada Core 2 Extreme hanya menggunakan 8 jalur (Core 2 Quad 12 jalur)
Intel Core i7, secara fisik saya belum melihat wujudnya. Dari informasi yang saya dapat salah satu kelebihannya (selain FSB yang hingga 2400MHz) adalah terpasangnya cache memory L3 sebesar 8MB. Untuk jenis Extreme dibuka pada faktor pengali (unlocked multiplier) guna overclocking.
Dari kecanggihan-kecanggihan microprocessor tersebut dapat dipastikan harga yang dibandrol akan selangit (apalagi kurs dollar yang semakin menggila).
AMD
Komputer atau Laptop yang menggunakan processor jenis AMD ditempat saya tidak sebanyak Intel. Tetapi bukan berarti processor jenis ini jelek atau tidak layak digunakan. Hal ini terjadi karena cenderung orang awam melihat barang dari seberapa banyak atau populernya barang tersebut. Sebuah contoh lain Isuzu Panther atau Toyota Kijang pasti lebih banyak pemakainya dibanding Mitsubishi Kuda, padahal menurut seorang teman yang pakar mesin (tingkat kalangan sendiri) masih lebih bagus Kuda dibandingkan keduanya. Demikian halnya dengan AMD, secara umum tidak ada kelemahan yang dapat menjatuhkannya jika dibandingkan dengan Intel. Tetapi karena kebanyakan orang umum sudah terlanjur mengatakan (mengistilahkan) “Komputer saya Pentium X” bandingkan dengan yang mengatakan “Komputer saya AM2″ pasti tidak populer…
Produk-produk AMD belakangan ini (1-2 tahun terkahir) menggunakan jenis Socket AM2. Sebenarnya jumlah pin (atau lubang socket jika dimotherboard) adalah 940 sama dengan generasi sebelumnya. Tetapi jenis Processor AMD dengan jumlah kaki 940 tidak dapat dipasang pada AM2 karena memang tidak tepat benar walau jumlah pinnya sama.
Processor jenis pertama yang cocok dengan socket AM2 adalah single-core Orleans (Athlon 64) dan Manila (Sempron), dan dual-core Windsor (Athlon 64 X2dan Athlon 64 FX). Processors dengan Socket AM2 termasuk memilki teknologi SSE3 dan dibangun dengan teknologi 90 nanometer. Model selanjutnya menggunakan teknologi 65 nanometer (untuk menyaingi Intel tentunya).
Jika diurut kebelakang maka perpisahan antara AMD dengan Intel terjadi setelah produk Pentium Clasic (kebanyakan disebut Pentium Satu). Banyak perubahan dari pengembangan setelahnya. Untuk Intel mengembangkan Pentium II dan Pentium Pro. Sedangkan AMD mengembangkan Duron dan Athlon yang sangat populer di awal 2000an dengan kemampuan overclock (untuk kelompok enthusiast tentunya) hingga melesat meninggalkan Intel Pentium III kala itu yang tidak banyak memilki kemampuan untuk di overclock. Namun akhir-akhir ini sejak Pentium 4 dikembangkan seakan AMD tidak memiliki penggemar seperti dulu lagi. Apalagi untuk jenis Laptop dapat dipastikan dikuasai sepenuhnya oleh Intel. Saya pun hampir dalam dua tahun terakhir hanya menemui 8 komputer dengan spesifikasi processor AMD. Memang tetap ada penggemar setianya, tetapi sangat jauh berkurang. Sekitar akhir tahun lalu saya sempat membangun AMD Black Edition yang sedemikian canggih tentunya diimbangi dengan harga yang lumayan mahal juga. Processor AMD jarang ditemui ditingkat server dan sebaliknya akan banyak ditemui diantara kalangan enthusias gamers yang fanatik. Sekitar awal bulan ini saya membangun AM2 A64 Brisbane 5000+ Dual Core dengan mobo gigabyte MA69G-S3H (chipset AMD 690) didukung VGA HIS HD 4670 IceQ. Secara umum komputer tersebut hampir sama saja dengan Dual Core milik Intel yang biasanya saya bangun. Tapi ketika diuji dengan beberapa game berat tampak tidak ada yang tidak bisa dijalankan dengan baik. Hampir semua game saya setting pada high quality. Mungkin salah satunya disebabkan dukungan VGA card yang memang termasuk mumpuni.
Akhir bulan ini juga saya mendapat pesanan sebuah Acer Aspire 4530 yang menggunakan Turion RM72 dengan kecepatan 2.1GHz. Kebetulan oleh pemiliknya digunakan untuk proses pembuatan (design) furniture dengan program Mechanical Desktop dan sebangsanya. Menurut sang empunya jenis ini katanya lebih cepat dibanding dengan intel yang sekelas (dari segi harga tentunya).
Demikian sedikit tulisan saya. Jika mungkin ada masukan saya harap dapat kita kembangkan dikemudian hari…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar